Kajian aspek keamanan nyamuk Aedes aegypti Linnaeus ber-Wolbachia di Yogyakarta, Indonesia

14 Agustus 2023

ABSTRAK

Upaya pengendalian vektor memerlukan alternatif baru yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Aplikasi teknologi Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti Linnaeus telah terbukti efektif untuk mengendalikan dengue di Kota Yogyakarta. Namun, masih terdapat kekhawatiran masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap aplikasi teknologi ini, salah satunya terhadap aspek keamanan, baik mengenai transmisi Wolbachia ke spesies lain, maupun kemungkinan manusia akan tertular Wolbachia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi transmisi horizontal Wolbachia dari nyamuk A. aegypti yang dilepaskan ke nyamuk spesies lainnya, dan apakah warga yang tinggal di wilayah pelepasan dapat terinfeksi oleh Wolbachia. Penelitian dilakukan di Dusun Nogotirto dan Dusun Kronggahan (Kabupaten Sleman), serta di Dusun Jomblangan dan Dusun Singosaren (Kabupaten Bantul), Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skrining qPCR dengan menggunakan target gen WD0513 dilakukan terhadap 922 nyamuk Culex quinquefasciatus Say dan 331 nyamuk A. albopictus (Skuse). Pemeriksaan ELISA dilakukan pada 190 pasang sampel plasma darah manusia, yaitu sampel sebelum frekuensi Wolbachiaestablished (masih <80%) dan sampel setelah established(>80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti transmisi Wolbachia dari A. aegyptike spesies nyamuk lain yang hidup berdampingan di habitat yang sama dan Wolbachia tidak menginfeksi manusia. Studi ini menguatkan bukti keamanan teknologi A. aegypti ber-Wolbachiasebagai alternatif pengendalian transmisi virus dengue.

Kata kunci: Aedes aegypti, aspek keamanan, dengue, Indonesia, Wolbachia

Peneliti:
Utari Saraswati (1); Endah Supriyati (2); Ayu Rahayu, S.Si., M.Si. (3); Anwar Rovik (4); Irianti Kurniasari (5); Rio Hermantara (6); Dian Aruni Kumalawati (7); dr. Marselinus Edwin Widyanto Daniwijaya, Ph.D., Sp. MK (8); Iva Fitriana (9); NIDA BUDIWATI PRAMUKO (10); dr. Citra Indriani, MPH. (11); Dwi Satria Wardana (12); Warsito Tantowijoyo (13); dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D (14); Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH.,Ph.D. (15); dr. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A(K). (16);
.